Jumat, 10 April 2015


Weaving ( pertenunan )
Weaving / pertenunan adalah proses pembuatan kain dengan bahan baku benang, dengan cara menyilangkan ( menganyam ) benang yang membujur ( benang lusi ) dengan benang pakan yang melintang. Sebelum proses penyilangan antara kedua benang tersebut maka harus dilakukan proses persiapannya.
Proses persiapan benang lusi adalah menyiapkan benang lusi sebelum di proses di mesin tenun, dimana benang yang sudah berbentuk gulungan cone/ cheese hasil dari proses winding di proses di mesin Warping.
Proses warping adalah menggulung benang pada beam  secara sejajar dengan jumlah benang tertentu. Benang dalam bentuk cone/cheese dengan jumlah tertentu di pasang di creel , kemudian ditarik melalui sisir ( agar benang sejajar ) terus benang yang sudah sejajar di gulung dibeam. Agar benang yang ditarik mempunyai tegangan yang sama maka pada benang di beri tention ( tegangan ) Gulungan benang pada beam harus sejajar , rata dan mempunyai tegangannya yang sama.
Yang harus di perhatikan pada proses warping adalah :
Jumlah benang pada setiap beam
Tegangan setiap benang harus rata
Gulungan benang pada beam harus rata
Bagian – bagian yang bersinggungan dengan benang waktu di tarik harus licin sehingga tidak menimbulkan gesekan, karena bila yang di lewati benang mempunyai permukaan yang kasar maka akan mengakibatkan bulu pada benang dan benang bisa putus pada saat proses.
Automatis benang putus harus selalu bekerja baik, karena apabila terjadi benang putus mesin tidak berhenti maka panjang benang menjadi tidak sama yang mengakibatkan tegangan pada benang tidak sama.
Benang yang putus harus segera di sambung dan simpul dari sambungan harus sekecil mungkin, karena simpul yang besar akan mengganggu proses di mesin tenun dan menimbulkan cacat pada kain yang di hasilkan.
Putus benang pada proses warping di sebut break ratio ( BR ) yaitu jumlah putus benang pada total panjang benang tertentu biasanya  putus benangnya di batasi maximal 1 kali setiap panjang benang 1000 000 meter atau maximal 5 kali setiap panjang benang 5000 000 meter.
Kecepatan penggulungan benang pada beam juga harus diperhatikan karena makin cepat penggulungan maka produksi akan bertambah banyak , akan tetapi mempengaruhi jumlah putus benang bertambah, yang akan menurunkan kwalitas gulungan benang pada bem. Untuk itu kecepatan penggulungan harus  sesuaikan dengan nomer benang yang digulung dan kwalitasnya.   
Mesin warping pada saat ini sudah dilengkapi counter panjang benang yang di gulung dan apabila panjang benang telah sesuai dengan yang di inginkan mesin secara automatis berhenti dan beam bisa di turunkan dan di ganti beam baru.
Proses penganjian ( sizing ) , proses sizing adalah proses pemberian lapisan kanji pada benang lusi sebelum di tenun yang bertujuan untuk meningkatkan daya tenun. Daya tenun di peroleh karena :
a.     Bulu bulu benang benang menjadi tidur.
b.     Permukan benang lebih licin sehingga gaya geseknya menurun
c.      Kekuatan tarik benang bertambah.
d.     Daya tahan benang terhadap gesekan bertambah.
e.     Serat pada benang lebih kompak.  
Penganjian benang lusi mempunyai arti yang sangat penting pada kelancaran proses tenun ( loom ). Sebelum proses penganjian di lakukan maka perlu di persiapkan bahan kanjinya terlebih dahulu.
Bahan kanji bahan kanji di bagi menjadi dua bagian yaitu bahan kanji alam dan bahan kanji buatan ( sintetik ).
Dalam perkembangannya kanji alam banyak di buat turunannya ( derivate ) menjadi modified kanji ( starch ), CMC ( carboxy methyl cellulose)
Macam macam kanji alam : potato starch,maize starch, tapioca starch, sago starch, dll.
Kanji sintetic : polyvinyl alcohol, galactomannan,polyacrylate, polyester dispersi.      
Persyaratan bahan kanji yang di butuhkan adalah :
-         Dapat memperkuat benang.
-         Dapat merekatkan serat-serat ( bulu bulu ) pada benang.
-         Dapat memberikan elastisitas pada benang.
Untuk memenuhi sarat – sarat tersebut maka di butuhkan bahan kanji yang mempunyai sifat – sifat :
-         Mempunyai daya penetrasi pada tingkat tertentu
-         Membuat lapisan film yang elastis.
-         Tidaksensitif terhadap kelembaban.
-         Dapat di campur dengan bahan kanji yang lainnya.
-         Mudah di hilangkan lagi pada proses pretreatmen
Persaratan yang harus di penuhi tersebut tidak bisadi penuhi oleh satu bahan kanji saja , karena setiap bahan kanji mempunyai kelebihan dan kekurangan,maka pemilihan bahan kanji harus di sesuaikan dengan kebutuhan.
Sebelum bahan kanji bisa dipakai untuk menganji benang, maka harus di masak terlebih dahulu. Hal hal yang perlu di perhatikan pada waktu memasak kanji adalah: Volume air yang di butuhkan untuk memasak kanji , waktu memasak, temperatur pada waktumemasak, kekentalan masakan kanji ( viscositas larutan kanji ), prosentase bahan bahan kanji yang di masak, pengadukan kanji harus merata. Sebelum larutan  kanji dipakai untuk proses penganjian ,maka kanji yang sudah dimasak di tampung dulu pada tabung penampung dan di jaga kekentalan kanji dan temperaturnya.
Proses penganjian. Gulungan benang pada beam warper yang sudah disesuaikan jumlah dan panjang benangnya di pasang di creel mesin kanji ( sizing ). Benang di tarik melewati roll – roll penyuap dimasukkan ke bak kanji yang telah di isi larutan kanji yang sudah di masak. Pada bak kanji benang di lewatkan pada roll perendam ( imersi ) roll ini sangat penting pengaruhnya terhadap hasil kanjian. Makin dalam letak roll perendam masuk kedalam larutan kanji, maka makin baik proses penetrasi larutan kanji kedalam benang , karena benang relatif lebih lama bersentuhan dengan larutan kanji. Yang perlu di perhatikan adalah benang yang di proses tidak boleh bersinggungan dengan roll perendam sebelum benang terendam dalam larutan kanji. 
Selain bak kanji , di lengkapi pula bak penampung kanji . kedua bak ini mempunyai arti penting bagi kelangsungan proses penganjian, karena selama proses penganjian berjalan , larutan kanji yang berada pada bak penganjian akan berkurang volumenya akibat dari larutan kanji yang terbawa oleh benang, sehingga larutan kanji harus selalu di tambah larutan yang baru. Sirkulasi larutan kanji pada bak penganjian dengan bak penampung harus selalu di jalankan sehingga temperatur dan viscositas larutan bisa konstan sehinga kanji pada benang yan diproses bisa sama ( rata ) temperatur pada bak kanji harus selalu di jaga kestabilannya karena temperatur berkorelasi dengan viscositas larutan kanji . Temperatur yang naik akan mengakibatkan viscositas larutan kanji menurun dan begitu sebaliknya. Viscositas larutan kanji tinggi, daya penetrasi larutan kanji kedalam benang akan berkurang tetapi lapisan kanji di permukaan benang cenderung lebih tinggi.
Roll pemeras . Pada bak penganjian terdapat roll pemeras yang berfungsi untuk menghasilkan hasil penganjian benang yang rata dan penetrasi larutan kanji kedalam benang lebih baik.
Yang perlu di perhatikan pada roll pemeras adalah besarnya tekanan roll dan kecepata roll . Tekanan roll makin besar maka penetrasi larutan kanji kedalam benang makin baik tetapi prosentase larutan kanji pada benang makin rendah dan sebaliknya makin rendah tekanan roll makin rendah penetrasi dan makin tinggi prosentase larutan kanji pada benang.
Besarnya tekanan roll di tergantung dari prosentase kandungan kanji yang di harapkan.
Kecepatan penganjian berpengaruh pula pada prosentase kanji pada benang. Makin cepat proses penganjian maka kandungan kanji pada benang akan bertambah karena proses pemerasan makin sedikit.
Setelahbenang di kanji benang dikeringkan lewat silinder pengering, dimana silinder dipanaskan dengan uap . agarbenang yang lewat di silinder tidak rusak maka silinder di lapisi lapisan anti lengket yang licin agar koeffisien gesek sangat kecil sekali sehinga tidak merusak benang dan tidak menimbulkan bulu bulu benang. Sebelum benang di keringkan untuk menidurkan bulu bulu  maka benang dilewatkan pada roll dimana benang yang lewat akan bersinggungan dengan roll tersebut dan bulu yang berdiriakan tidur dan melekat pada benang karena ada lapisan kanji.
Pada proses pengeringan yang harus di perhatikan adalah temperatur silinder dan kecepatan silinder pengering. Temperatur makin tinggi maka akan mengakibatkan benang semakin kering sehingga benang menjadi rapuh, dan temperatur semakin rendah akan mengakibatkan benang masih basah sehingga benang akan lengket. Kecepatan silinder makin tinggi akan mengakibatkan waktu pengeringan lebih sedikit dan cenderung benang makin basah dan begitu sebaliknya.
Roll pemisah. Karena benang yan di kanji dari beberapa beam maka Agar benang antar beam tidak lengket maka benang di pisahkan oleh roll pemisah.
Jumlah roll pemisah adalah jumlah beam yang terpasan padacreel di kurangi satu.
Roll pemisah bisa menyebabkan : Adanya kanji yang terlepas dari benang. Jumlah bulu benangakan meningkat. Meningkatkan tegangan benang sehingga benang putus. Ketiga hal tersebut harus di perhatikan dan diameter roll pemisah tidak terlalu besar
Sisir . sebelum benang di gulung pada beam tenun maka agarantar halai benang bisa terpisah maka benang di lewatkan pada sisir sizing . selain untuk memisahkan antar benang sisr berfunsi juga untuk mengatur kerataan gulungan benang dan meluruskan benang. Nomer sisir sizing di sesuaikan nomer benang dan jumlah benang yang di proses.
Penggulungan benang pada beam tenun . Yang perlu di perhatikan pada gulungan benang pada beam tenun adalah : Kerataan gulungan ,tegangan benang, kekerasan gulungan, lebar beam .
Yang tidak kalah penting yang harus juga di perhatikan dari hasil kanji adalah prosentase kanji dalam benang karena kandungan kanji dalam benang menentukan pula mutu hasil kanjiannya.