Weaving ( pertenunan )
Weaving / pertenunan adalah proses pembuatan kain dengan
bahan baku benang, dengan cara menyilangkan ( menganyam ) benang yang membujur
( benang lusi ) dengan benang pakan yang melintang. Sebelum proses penyilangan
antara kedua benang tersebut maka harus dilakukan proses persiapannya.
Proses persiapan
benang lusi
adalah menyiapkan benang lusi sebelum di proses di mesin tenun, dimana benang
yang sudah berbentuk gulungan cone/ cheese hasil dari proses winding di proses
di mesin Warping.
Proses warping adalah menggulung benang pada
beam secara sejajar dengan jumlah benang
tertentu. Benang dalam bentuk cone/cheese dengan jumlah tertentu di pasang di
creel , kemudian ditarik melalui sisir ( agar benang sejajar ) terus benang
yang sudah sejajar di gulung dibeam. Agar benang yang ditarik mempunyai
tegangan yang sama maka pada benang di beri tention ( tegangan ) Gulungan
benang pada beam harus sejajar , rata dan mempunyai tegangannya yang sama.
Yang harus di perhatikan pada proses warping adalah :
Jumlah benang pada setiap beam
Tegangan setiap benang harus rata
Gulungan benang pada beam harus rata
Bagian – bagian yang bersinggungan dengan benang waktu di
tarik harus licin sehingga tidak menimbulkan gesekan, karena bila yang di
lewati benang mempunyai permukaan yang kasar maka akan mengakibatkan bulu pada
benang dan benang bisa putus pada saat proses.
Automatis benang putus harus selalu bekerja baik, karena
apabila terjadi benang putus mesin tidak berhenti maka panjang benang menjadi
tidak sama yang mengakibatkan tegangan pada benang tidak sama.
Benang yang putus harus segera di sambung dan simpul dari
sambungan harus sekecil mungkin, karena simpul yang besar akan mengganggu
proses di mesin tenun dan menimbulkan cacat pada kain yang di hasilkan.
Putus benang pada proses warping di sebut break ratio ( BR )
yaitu jumlah putus benang pada total panjang benang tertentu biasanya putus benangnya di batasi maximal 1 kali
setiap panjang benang 1000 000 meter atau maximal 5 kali setiap panjang benang
5000 000 meter.
Kecepatan penggulungan benang pada beam juga harus
diperhatikan karena makin cepat penggulungan maka produksi akan bertambah
banyak , akan tetapi mempengaruhi jumlah putus benang bertambah, yang akan
menurunkan kwalitas gulungan benang pada bem. Untuk itu kecepatan penggulungan
harus sesuaikan dengan nomer benang yang
digulung dan kwalitasnya.
Mesin warping pada saat ini sudah dilengkapi counter panjang
benang yang di gulung dan apabila panjang benang telah sesuai dengan yang di
inginkan mesin secara automatis berhenti dan beam bisa di turunkan dan di ganti
beam baru.
Proses penganjian ( sizing
) , proses
sizing adalah proses pemberian lapisan kanji pada benang lusi sebelum di tenun
yang bertujuan untuk meningkatkan daya tenun. Daya tenun di peroleh karena :
a.
Bulu
bulu benang benang menjadi tidur.
b.
Permukan
benang lebih licin sehingga gaya geseknya menurun
c.
Kekuatan
tarik benang bertambah.
d.
Daya
tahan benang terhadap gesekan bertambah.
e.
Serat
pada benang lebih kompak.
Penganjian benang lusi mempunyai arti yang sangat penting
pada kelancaran proses tenun ( loom ). Sebelum proses penganjian di lakukan
maka perlu di persiapkan bahan kanjinya terlebih dahulu.
Bahan kanji bahan kanji di bagi menjadi dua bagian
yaitu bahan kanji alam dan bahan kanji buatan ( sintetik ).
Dalam perkembangannya kanji alam banyak di buat turunannya (
derivate ) menjadi modified kanji ( starch ), CMC ( carboxy methyl cellulose)
Macam macam kanji alam : potato starch,maize starch, tapioca
starch, sago starch, dll.
Kanji sintetic : polyvinyl alcohol, galactomannan,polyacrylate,
polyester dispersi.
Persyaratan bahan kanji yang di butuhkan adalah :
-
Dapat
memperkuat benang.
-
Dapat
merekatkan serat-serat ( bulu bulu ) pada benang.
-
Dapat
memberikan elastisitas pada benang.
Untuk memenuhi sarat – sarat tersebut maka di butuhkan bahan
kanji yang mempunyai sifat – sifat :
-
Mempunyai
daya penetrasi pada tingkat tertentu
-
Membuat
lapisan film yang elastis.
-
Tidaksensitif
terhadap kelembaban.
-
Dapat
di campur dengan bahan kanji yang lainnya.
-
Mudah
di hilangkan lagi pada proses pretreatmen
Persaratan yang harus di penuhi tersebut tidak bisadi penuhi
oleh satu bahan kanji saja , karena setiap bahan kanji mempunyai kelebihan dan
kekurangan,maka pemilihan bahan kanji harus di sesuaikan dengan kebutuhan.
Sebelum bahan kanji bisa dipakai untuk menganji benang, maka
harus di masak terlebih dahulu. Hal hal yang perlu di perhatikan pada waktu
memasak kanji adalah: Volume air yang di butuhkan untuk memasak kanji , waktu
memasak, temperatur pada waktumemasak, kekentalan masakan kanji ( viscositas larutan
kanji ), prosentase bahan bahan kanji yang di masak, pengadukan kanji harus
merata. Sebelum larutan kanji dipakai
untuk proses penganjian ,maka kanji yang sudah dimasak di tampung dulu pada
tabung penampung dan di jaga kekentalan kanji dan temperaturnya.
Proses penganjian. Gulungan benang pada beam warper yang sudah disesuaikan
jumlah dan panjang benangnya di pasang di creel mesin kanji ( sizing ). Benang
di tarik melewati roll – roll penyuap dimasukkan ke bak kanji yang telah di isi
larutan kanji yang sudah di masak. Pada bak kanji benang di lewatkan pada roll
perendam ( imersi ) roll ini sangat penting pengaruhnya terhadap hasil kanjian.
Makin dalam letak roll perendam masuk kedalam larutan kanji, maka makin baik
proses penetrasi larutan kanji kedalam benang , karena benang relatif lebih
lama bersentuhan dengan larutan kanji. Yang perlu di perhatikan adalah benang
yang di proses tidak boleh bersinggungan dengan roll perendam sebelum benang
terendam dalam larutan kanji.
Selain bak kanji , di lengkapi pula bak penampung kanji .
kedua bak ini mempunyai arti penting bagi kelangsungan proses penganjian, karena
selama proses penganjian berjalan , larutan kanji yang berada pada bak
penganjian akan berkurang volumenya akibat dari larutan kanji yang terbawa oleh
benang, sehingga larutan kanji harus selalu di tambah larutan yang baru.
Sirkulasi larutan kanji pada bak penganjian dengan bak penampung harus selalu
di jalankan sehingga temperatur dan viscositas larutan bisa konstan sehinga
kanji pada benang yan diproses bisa sama ( rata ) temperatur pada bak kanji
harus selalu di jaga kestabilannya karena temperatur berkorelasi dengan
viscositas larutan kanji . Temperatur yang naik akan mengakibatkan viscositas
larutan kanji menurun dan begitu sebaliknya. Viscositas larutan kanji tinggi,
daya penetrasi larutan kanji kedalam benang akan berkurang tetapi lapisan kanji
di permukaan benang cenderung lebih tinggi.
Roll pemeras . Pada bak penganjian terdapat roll pemeras
yang berfungsi untuk menghasilkan hasil penganjian benang yang rata dan
penetrasi larutan kanji kedalam benang lebih baik.
Yang perlu di perhatikan pada roll pemeras adalah besarnya
tekanan roll dan kecepata roll . Tekanan roll makin besar maka penetrasi
larutan kanji kedalam benang makin baik tetapi prosentase larutan kanji pada
benang makin rendah dan sebaliknya makin rendah tekanan roll makin rendah
penetrasi dan makin tinggi prosentase larutan kanji pada benang.
Besarnya tekanan roll di tergantung dari prosentase kandungan
kanji yang di harapkan.
Kecepatan penganjian berpengaruh pula pada prosentase kanji
pada benang. Makin cepat proses penganjian maka kandungan kanji pada benang
akan bertambah karena proses pemerasan makin sedikit.
Setelahbenang di kanji benang dikeringkan lewat silinder
pengering, dimana silinder dipanaskan dengan uap . agarbenang yang lewat di
silinder tidak rusak maka silinder di lapisi lapisan anti lengket yang licin
agar koeffisien gesek sangat kecil sekali sehinga tidak merusak benang dan tidak
menimbulkan bulu bulu benang. Sebelum benang di keringkan untuk menidurkan bulu
bulu maka benang dilewatkan pada roll
dimana benang yang lewat akan bersinggungan dengan roll tersebut dan bulu yang
berdiriakan tidur dan melekat pada benang karena ada lapisan kanji.
Pada proses pengeringan yang harus di perhatikan adalah
temperatur silinder dan kecepatan silinder pengering. Temperatur makin tinggi
maka akan mengakibatkan benang semakin kering sehingga benang menjadi rapuh,
dan temperatur semakin rendah akan mengakibatkan benang masih basah sehingga
benang akan lengket. Kecepatan silinder makin tinggi akan mengakibatkan waktu
pengeringan lebih sedikit dan cenderung benang makin basah dan begitu
sebaliknya.
Roll pemisah. Karena benang yan di kanji dari beberapa beam
maka Agar benang antar beam tidak lengket maka benang di pisahkan oleh roll
pemisah.
Jumlah roll pemisah adalah jumlah beam yang terpasan
padacreel di kurangi satu.
Roll pemisah bisa menyebabkan : Adanya kanji yang terlepas
dari benang. Jumlah bulu benangakan meningkat. Meningkatkan tegangan benang
sehingga benang putus. Ketiga hal tersebut harus di perhatikan dan diameter
roll pemisah tidak terlalu besar
Sisir . sebelum benang di gulung pada beam tenun maka
agarantar halai benang bisa terpisah maka benang di lewatkan pada sisir sizing .
selain untuk memisahkan antar benang sisr berfunsi juga untuk mengatur kerataan
gulungan benang dan meluruskan benang. Nomer sisir sizing di sesuaikan nomer
benang dan jumlah benang yang di proses.
Penggulungan benang pada beam tenun . Yang perlu di perhatikan
pada gulungan benang pada beam tenun adalah : Kerataan gulungan ,tegangan
benang, kekerasan gulungan, lebar beam .
Yang tidak kalah penting yang harus juga di perhatikan dari
hasil kanji adalah prosentase kanji dalam benang karena kandungan kanji dalam
benang menentukan pula mutu hasil kanjiannya.